Senin, 25 Maret 2013


SIFATUR RASUL


Mengenal Rasul perlu mengenal sifat-sifatnya. Bahgian tingkah laku, kepribadian, dan penampilan diwarnai oleh sifat seseorang. Begitupun Nabi Muhammad SAW dapat digambarkan melalui sifat-sifatnya. Mengetahui sifat-sifat ini diharapkan kita menyadari siapa sebenarnya Rasul dan kemudian kita dapat mengikutinya. Sifat Nabi seperti manusia biasa yang sempurna dapat diikuti oleh kita, karena tingkah laku atau perbuatannya seperti yang dilaksanakan manusia maka kitapun mesti dapat mengikutinya. Kemudian kita semakin percaya kepada apa-apa yang dibicarakan atau disampaikan Rasul adalah yang benar karena sifat beliau yang ‘ismah (terpelihara dari kesalahan), selain itu beliau adalah orang yang cerdas berarti apa yang dibawanya adalah hasil dari pada pemikiran dan analisa yang mendalam, tepat dan baik. Sifat amanah adalah juga sifat asas yang setiap manusia mesti menyenangi berkawan dengan mereka yang amanah, kita sebagai muslim perlu mengikuti sifat ini dengan sempurna begitupun dengan sifat lainnya seperti tabligh dan iltizam. Sifat-sifat ini menggambarkan akhlak mulia yang diwarnai oleh akhlak Al-Qur’an dan sangatlah sesuai dijadikan sebagai contoh yang baik bagi kita.

Penjelasan Rasmul Bayan:

1. Basyariyah (manusia).
Rasul sebagai manusia biasa seperti kita semua. Perbedaannya adalah Allah memberikan wahyu untuk disampaikan kepada orang lain. Kenapa Allah SWT perlu menegaskan bahawa Rasul itu manusia biasa. Dengan penegasan ini maka dapat disimpulkan bahawa Rasul dari golongan kita juga, dari manusia yang seperti kita juga misalnya makan, minum, tidur, beristeri, bekerja, belajar, penat, dan sifat-sifat kemanusiaan lainnya. Perbedaannya hanyalah terletak kepada amanah yang Allah berikan kepada Rasul iaitu wahyu. Meyakini betul bahawa Rasul seperti kita maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak perintah Rasul, tidak ada alasan tidak mampu, tidak boleh dan sebagainya. Juga tidak boleh beri alasan anak, isteri, sibuk bekerja dan sebagainya karena Rasul juga mempunyai tanggung jawab demikian juga terhadap anak, isteri dan sebagainya.
Dalil :
• Q.14:11, Rasul sebagai manusia biasa.
11. Rasul-rasul mereka Berkata kepada mereka: "Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. dan Hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.

2. ‘Ismah (terpelihara dari kesalahan).
Penjelasan :
Manusia biasa yang tidak mendapatkan wahyu mungkin melakukan kesilapan dan kesalahan. Tetapi bagi para Rasul yang diberi amanah untuk menyampaikan dakwah mesti terpelihara dari kesalahan karena yang disampaikan adalah sesuatu yang berasal dari Allah SWT. Allah SWT perlu memelihara aturan dan firmanNya dari kesalahan. Dengan sifat Rasul demikian iaitu dijaga oleh Allah SWT maka apa yang dikeluarkan Nabi adalah benar dan kita perlu meyakininya.
Dalil :
• Q.5:67, Allah memelihara Rasul dari kejahatan manusia.
67. Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

[430] Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh nabi Muhammad s.a.w.

• Q.66:1, Allah pengampun lagi penyayang.
1. Hai nabi, Mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[1485]

[1485] Bukhari dan muslim meriwayatkan bahwa nabi Muhammad saw pernah mengharamkan dirinya minum madu untuk menyenangkan hati isteri-isterinya. Maka turunlah ayat teguran Ini kepada nabi.

3. Sidq (benar).
Rasul-rasul dan Muhammad SAW mempunyai sifat sidiq yang membawa kebenaran. Orang yang membawa kebenaran tentunya ia sendiri bersifat sidiq sehingga apa yang disampaikan dapat diterima. Oleh itu, dengan sifat ini ramai masyarakat jahiliyah menerima Islam. Sifat sidq berarti mengikuti Islam sebagai sumber kebenaran. Tidak mengikuti Islam berarti mengikuti hawa nafsunya sehingga menjauhkan diri dari kebenaran.
Dalil :
• Q.39:33, Muhammad SAW membawa kebenaran.
33. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

• Q.53:3-4, Tiadalah ia berbicara menurut hawa nafsunya.
3. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

4. Fatanah (cerdas).
Kecerdasan Rasulullah dapat dilihat bagaimana Rasul menyusun dakwah dan strategi-strategi seperti berperang, berdakwah ke tempat lain dan sebagainya. Diantara kecerdasan Rasul adalah mempunyai pandangan bahawa Islam akan menaklukkan Mekah dan menaklukkan Khaibar. Rasul menggambarkan pada saat tersebut ummat Islam masuk ke Masjidul Haram dengan aman sentosa, serta bercukur dan menggunting rambut kepala tanpa sedikitpun. Kecerdasan Rasul dalam memperkirakan kekuatan Ummat Islam dan kelemahan pihak lawan juga dibuktikan di dalam peperangan lainnya.
Dalil :
• Hadits.
• Q.48:27, pandangan Nabi terhadap kemenangan Islam.
29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

5. Amanah.
Sifat lainnya adalah Amanah. Amanah secara umum berarti bertanggung jawab terhadap apa yang dibawanya, menepati janji, melaksanakan perintah, menunaikan keadilan, memberikan hukum yang sesuai dan dapat menjalankan sesuatu yang disepakatinya. Sifat demikian dimiliki oleh para Rasul dan kita mesti mengikutinya. Sifat ini sangatlah diperlukan di dalam kehidupan kita tidak hanya dalam segi ibadah khusus tetapi secara umum seperti bekerja, belajar dan berhubungan dengan orang lain. Bos di tempat kita bekerja akan menyenangi kita yang mempunyai sifat amanah ini bahkan dengan sifat ini kita akan berjaya dan berprestasi.
Dalil :
• Q.4:58, Allah menyuruhmu supaya menunaikan amanah.
58. Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.

6. Tabligh (menyampaikan).
Salah satu rahasia kenapa Islam tersebar dengan cepat ke seluruh pelosok tempat dan bagaimana pula dengan cepatnya perubahan-perubahan di tengah masyarakat. Kenapa jumlah bilangan pengikut Islam semakin hari semakin ramai dan semakin banyak yang menyokong nya. Jawabannya adalah sifat tabligh dimiliki oleh Rasul dan pengikutnya. Setiap muslim merasakan bahawa dakwah atau menyampaikan Islam sebagai suatu kewajiban yang perlu dilaksanakan dimana sahaja dan bila masa sahaja. Artinya dalam keadaan bagaimanapun, ummat Islam senantiasa menyampaikan risalah ini kepada siapa sahaja yang menerimanya.
Dalil :
• Q.5:67, Sampaikanlah apa yang diturunkan kepadanya.

7. Iltizam (komitmen).
Rasulullah SAW beserta Rasulnya sangatlah dikenal dengan komitmennya dengan Islam dan apa yang dibawanya. Beliau tahan dan tidak merasa takut sedikitpun menghadapi cabaran dan tantangan dari pihak jahiliyah. Rasul selalu komitmen dan dapat menghadapi cabaran dengan baik. Sifat iltizam ini perlu dipupuk pada diri kita karena dengan sifat inilah, nilai-nilai Islam pada diri kita menjadi terpelihara dengan baik. Tanpa iltizam maka godaan syaitan dan gangguan kafir menjadi terasa pada kita dan perubahan berlaku bahkan menjadi futur dan sesat. Naudzubillah. Kemenangan bersama-sama dengan sifat iltizam ini.
Dalil :
• Q.17:74, kalau sekiranya tiadalah kami tetapkan komitmen engkau, sesungguhnya hampir engkau condong sedikit kepada mereka itu.
74. Dan kalau kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,

• Q.68:1-8, menggambarkan bagaimana Muhammad SAW disebut gila karena ia tetap komitmen dengan Islam, tahan dari cabaran kesesatan dan tidak mengikuti orang yang mendustakan agama Allah.

1. Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka tulis,
2. Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
3. Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya.
4. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat,
6. Siapa di antara kamu yang gila.
7. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah yang paling mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
8. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).

8. Khuluqin Azim (akhlak yang mulia).

Sifat-sifat yang dimiliki oleh para rasul menggambarkan akhlak yang mulia. Akhlak mulia berarti akhlak yang tinggi kemudian untuk mencapainya perlu proses dan latihan. Tidak semua manusia boleh mencapai akhlak ini kecuali mereka yang mengikuti tarbiyah islamiyah. Akhlak mulia yang dimiliki seseorang maka akan disenangi oleh masyarakat disekitarnya, mereka menerima dan menyambut individu yang berakhlak mulia. Sunnah dakwah melihatkan bahawa kebencian pihak Jahiliyah karena aqidah yang dibawa ummat Islam bukan karena akhlaknya. Mereka menerima akhlak Islam karena tidak merugikannya bahkan menguntungkannya.
Dalil :
• Q.68:4, Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) mempunyai akhlak yang mulia.
4. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

9. Akhlak Qur’an.
Akhlak mulia adalah juga akhlak Al-Qur’an. Berarti akhlak Rasul adalah amalan dan tingkah laku yang sesuai dengan Al-Qur’an atau yang diarahkan oleh Al-Qur’an. Jadi untuk mendapati akhlak mulia seperti yang dimiliki Rasul maka mesti mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-harinya. Al-Qur’an berjalan adalah akhlak Rasul.
Dalil :
• Hadits, bertanya kepada Aisyah RA, “Bagaimanakah akhlak Rasulullah ? Jawabannya adalah khuluquhu Al-Qur’an”.

10. Uswatun Hasanah (teladan yang baik).
Pada diri Rasul Muhammad SAW terdapat contoh yang baik iaitu akhlak yang mulia yang digambarkan oleh Allah SWT. Sebagai contoh yang nyata bagaimana menjadi muslim yang berakhlak mulia dan bagaimana Al-Qur’an tertanam dalam diri kita maka ikutilah Nabi Muhammad SAW. Mereka yang mengikuti nabi ini adalah mereka yang mengharapkan rahmat Allah dan hari yang kemudian, serta ia banyak mengingat Allah.
Dalil :

• Q.33:21, Sesungguhnya pada Rasul Allah (Muhammad) ada ikutan yang baik bagimu.
21. Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Ringkasan Dalil :
• Sifat-sifat Rasul :
• Manusia sempurna (14:11, 25:8).
• Terpelihara dari kesalahan (5:67, 80:1, 66:1).
• Benar (39:33, 53:3-4).
• Cerdas (Hadits, 48:27).
• Amanah (4:58, 69:44-46).
• Menyampaikan (5:67, 81:24, 80:1-2).
• Komitmen yang sempurna (17:73, 68:6).
• Akhlak yang agung (68:4), iaitu akhlak Qur’an – Hadits.
• Sebagai suri teladan (33:21).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar