TSIQAH DAN I’TIMAD KEPADA ALLAH
Berikut adalah kisah nyata yang pernah disampaikan oleh Syekh Muhammad Hassan, semoga Allah SWT memberkati ilmu dan umurnya
Kisah tentang seorang wanita yang ditinggal pergi oleh suaminya karena suatu urusan, kepergian yang berkepanjangan.
Wanita tersebut menuturkan:
Saat
suami saya pergi, dan ternyata kepergiannya berkepanjangan, saat itu
tinggal bersama kami orang tua suami yang sudah sangat berumur dan
menderita penyakit yang sudah sangat parah. Dan – Alhamdulillah – kami
dikaruniai Allah SWT seorang anak perempuan yang masih kecil. Keluarga
kami adalah keluarga yang sangat miskin, jika kami makan siang, maka
kami tidak makan malam, dan sebaliknya. Kondisi seperti ini sudah
berlangsung lama pada keluarga kami.
Pada
suatu malam, saat kami sedang menderita kelaparan dengan sangat berat,
tiba-tiba anak perempuannya terkena demam serius, badannya sangat panas,
tubuhnya menggigil dengan sangat kuat, padahal bapak mertua juga tidak
dalam keadaan yang baik, saya sendiri juga sangat lapar, dan perut sudah
berkelit-kelit. Saat itu saya teringat kepada Q.S. An-Naml: 62
أَمَّنْ يُجْيْبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْءَ ... [النمل : 62]
Atau
siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila
ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan
Ya,
betul, bukankah kami sedang dalam kesulitan dan kesulitan, bukankah
kami dalam keadaan lapar, sakit, fakir, kanker, dan … banyak dosa?
Teringat
ayat tersebut, saya segera berwudhu, lalu aku basahi potongan kain
dengan air, lalu saya tempelkan pada dahi putri saya, maksudnya adalah
mengkompress-nya agar panasnya mereda, sebab kami tidak mempunyai es
untuk mengkompresnya. Setelah itu aku berdiri untuk melakukan shalat
hajat. Selesai shalat, saya berdo’a kepada Allah SWT. Lalu kuganti kain
kompres yang telah mongering dengan kain basah yang baru, lalu aku
shalat lagi dan berdo’a lagi, begitu seterusnya berulang-ulang aku
melakukannya.
Tiba-tiba
pintu rumah diketuk orang dan saat saya buka, ternyata seorang dokter
berdiri di depan pintu. Dokter? Ya.. yang berdiri di depan pintu adalah
seorang dokter yang datang ke rumah kami di tengah malam. Sang dokter
bertanya: “Mana putrimu yang sakit itu?”. Sambil menyimpan rasa bingung
dan belum hilang rasa terkejut saya, saya menjawab: ‘Ada di dalam. Sang
dokter masuk rumah dan langsung memeriksa putri saya. Selesai memeriksa,
sang dokter menyuguhkan faktur biaya yang harus kami bayar. Maka saya
pun menjawab: “Mohon maaf, karena kami tidak memiliki apa-apa, kami
tidak mempunyai uang, kami tidak mempunyai sesuatu apa pun untuk
membayar tagihan ini.
Sambil
marah sang dokter menjawab: “Kalau memang tidak mempunyai apa-apa,
kenapa kamu menelpon kami di tengah malam, sehingga saya tergopoh-gopoh
bangun dan berangkat ke tempat ini!”.
Wanita
itu menjawab sambil gemetaran karena teringat harus membayar biaya
pemanggilan dokter, biaya periksa dan biaya obat: “Mohon maaf dokter, di
rumah kami tidak ada telpon!”.
Dengan bingung dokter menjawab: “Bukankah ini rumah si fulan?”
Sang wanita menjawab: “Bukan, si fulan itu adalah tetangga sebelah kami”.
Dokter terdiam sejenak, lalu pergi berpamitan.
Tidak
berapa lama dokter itu datang lagi sambil menangis, dan ia berkata:
“demi Allah, saya tidak akan keluar dari rumah ini sebelum kami
mengetahui kisah kalian, sebab, saat kami datangi rumah si fulan itu,
mereka dalam keadaan tidur semua, dan saat kami bangunkan, mereka
ternyata tidak memiliki anggota keluarga yang sakit”.
Maka
wanita tersebut menceritakan kondisinya secara lengkap, termasuk cerita
tentang bagaimana ia memohon kepada Allah SWT, sehingga sang dokter itu
tiba.
Segera
sang dokter itu pergi lalu kembali lagi dengan membawa makanan dan
kebutuhan rumah tangga lainnya, dia juga membawa obat. Lalu ia berkata
kepada wanita tersebut: “Nanti setiap bulan insyaAllah aka nada yang
datang ke sini untuk memberi kafalah kepada kalian, begitu seterusnya
sampai waktu yang Allah SWT kehendaki”.
Sungguh, ini sebuah kisah yang menggambarkan betapa penting tsiqah dan I’timad (bersandar) kepada Allah SWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar