Tribun Pekanbaru
Senin, 25 Februari
2013
Pasar Milik Pemko Tak Bergairah
*Wawako Lantik Zaidir jadi Ketua ISPIS
*Lukman Edy minta Pemko Batasi
Waralaba
PEKANBARU, TRIBUN – Wakil walikota Pekanbaru, Ayat
cahyadi mengakui terjadi kontradiksi yang berbeda antara kondisi pasar yang
dikelola langsung oleh Pemerintah dengan yang dikendalikan pihak ketiga
(swasta). Bila pasar Pemerintah kerap lesuh dan tak bergairah, sebaliknya pasar
swasta terus berkembang dan kian diminati oleh masyarakat. Pemko menilai
manajemen yang tak mumpuni dan pemeliharaan sarana yang minim turut membuat
kondisi pasar Pemerintah cenderung tak bergairah.
“Faktanya
memang sejumlah pasar yang ditangani langsung oleh Pemerintah, kurang
bergairah. Misalnya, Pasar Rumbai. Coba bandingkan dengan Pasar Senapelan dan
Pasar Bawah yang terus hidup dan berkembang,” kata Ayat saat melantik pengurus
Ikatan Sosial Pedagang Ikan Senapelan Sekitarnya (ISPIS’S) di halaman Pasar
Senapelan, Jalan Ahmad Yani, Sabtu (23/2) malam.
Ayat
menjelaskan, Pemko berupaya untuk terus meningkatkan fasilitas pasar
tradisional yang ada selama ini. Namun, yang terjadi tumbuh pasar-pasar kaget
yang berdampak terhadap keberadaan pasar tradisonal resmi.
Ayat
berharap keberadaan ISPIS’S biar berperan penting dalam meningkatkan kesadaran
pedagang untuk menjaga kondisi pasar yang bersih, nyaman dan kondusif bagi
masyarakat dalam berbelanaja.
“Selama ini
timbangannya sudah bagus. Tolong ditingkatkan layanannya,” kata Ayat.
Pelantikan
pengurus ISPIS’S periode 2013 sampai 2017 dipimpin langsung oleh Wawako Ayat
Cahyadi. Turut hadir anggota DPR RI, Lukman Edy, Anggota DPRD Riau, Abdul Wahid
dan Direktur PT. Peputra Maha Jaya (PMJ) Pengelola Pasar Senapelan, Rita.
Zaidir
Albaiza untuk kedua kalinya diberikan amanah oleh pedagang ikan menjadi Ketua,
setelah periode pertamanya sukses membangun solidaritas antar pedagang ikan.
“Kebetulan,
pusat pasar ikan itu kebanyakan di Senapelan. Kondisi pedagang saat ini sudah
lebih baik dalam berjualan. Meski demekian, pembinaan dan pengembangan dari
pemerintah masih dibutuhkan,” kata Zaidir
Zaidir yang
merupakan anggota DPRD Pekanbaru ini menjelaskan, ISPIS’S merupakan organisasi
yang bertujuan mengembangkan hubungan silaturrahmi antar pedagang. Sedikitnya,
ada sebanyak 500 anggota organisasi ini yang tersebar di sejumlah pasar-pasar
di Pekanbaru. “Sebagai organisasi social, ISPIS’S hadir untuk mendukung
pedagang, membangun kebersamaan dan saling menopang. Jika terjadi permasalahan,
bisa diselesaikan secara kekeluargaan,” tegas Zaidir.
Anggota DPR
RI, Lukman Edy berharap, pemerintah memiliki program nyata dalam
pengembangandan proteksi pedagang pasar tradisional. Ia menilai, keberpihakan
pemerintah terhadap pedagang kecil, belum sebanding dengan dukungan yang
diberikan kepada pemilik modal besar.
Ia mencontohkan
maraknya usaha ritel waralaba yang saat ini ada di Pekanbaru. Di satu sisi,
kondisi pedagang kecil belum “kebal’ dalam menghadapi gempuran kompetisi dengan
waralaba, namun justru pemerintah membuka pintu yang amat lebar bagi masuknya
usaha bermodal raksasa tersebut.
“Ritel
waralaba ini harus dibatasi. Pemko jangan merasa dikilaukan oleh investasi
waralaba yang akan mengepung usaha kecil. Ini akan saling memangsa, dan
pedagang kecil akan menjadi korban,” Tegas Lukman yang saat ini di Senayan
tengah menggodok RUU inisiatif DPR tentang perdagangan yang memberi tanggung
jawab kepada Pemda untuk mengembangkan dan melindungi UKM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar