JENIS-JENIS (VARIETAS)
SINGKONG/UBI
Varietas-verietas singkong unggul
yang biasa di tanam antara lain: Valenca, Mangi, Betawi. Basiorao, Bogor, SPP,
Muara, Mentega, Andira 1, Gading, Andira 2, Malang 1, Malang 2, dan Andira 4.
Di beberapa daerah, singkong (Manihot utilissima) di kenal dengan berbagai
nama, seperti ubi kayee (aceh), kasapean (sunda), Singkong (Jakarta), tela pohong (jawa), tela belada (madura), lame
kayu (makassar), pangala (papua).
Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas
oleh Kementrian Pertanian antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1,
Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 maupun Malang 6.
Adira 1.
Adira 1 mempunyai pucuk daun berwarna coklat
dengan tangkai merah pada bagian atas dan merah muda pada bagian bawahnya.
Bentuk daunya menjari agak lonjong. Warna batang muda hijau muda
sedangkan batang tua coklat kuning. Umur tanaman antara 7 -10 bulan dengan
tinggi tanaman mencapai 1-2 meter.
Umbinya berwarna kuning dengan kulit luar coklat
dan kulit dalam kuning. Umbinya mempunyai rasa yang enak direbus, degan
kadar tepung 45% dan kadar protein 0,5% pada saat basah serta kadar sianida
(HCN) mencapai 27,5 mg per kilogram. Umbinya cocok untuk diolah menjadi
tape, kripik singkong atau dikonsumsi langsung.
Adira 1 agak tahan terhadap serangan hama tungau
merah (Tetranichus bimaculatus), tahan terhadap bakteri hawar daun Pseudomonas
sonacaearum, dan Xantohomonas manihots.
Adira 1 mempunyai potensi hasil yang cukup tinggi
mencapai rata-rata 22 ton per hektar
Adira 2.
Adira 2 mempunyai ciri-ciri daunya berbentuk
menjaai agak lonjong dan gemuk dengan warna pucuknya ungu. Warna tangkai
daun bagian atas merah muda dan bagian bawahnya hijau muda. Warna tulang
daunya merah muda pada bagian atas dan bagian bawahnya hijau muda. Warna batang
muda hijau muda dan menjadi putih coklat saat sudah tua. Tinggi
tanaman sekitar 1 – 2 meter dengan umur tanaman mencapai 8 -12 bulan.
Warna umbi putih dengan kulit bagian luar putih
coklat dan bagian dalamnya ungu muda. Kualitas rebusnya bagus namun
rasanya agak pahit. Umbinya mempunyai kandingan tepung 41% dan protein
0,7% saat basah dengan kadar sianida (HCN) sekitar 124 mg per kilogram.
Umbinya cocok untuk bahan baku tepung tapioka.
Adira 2 ini tahan terhadap serangan penyakit layu
(Pseudomonas solanacearum) dan agak tahan terhadap tugau merah (Tetrabnichus
bimaculatus).
Adira 2 mempunyai potensi hasil cukup tinggi
mencapai 22 ton per hektar umbi basah.
Adira 4.
Ciri-ciri dari Adira 4 ini antara lain pucuk daun
berwarna hijau dengan bentuk daunya biasa agak lonjong dan tulang daunya
berwarna merah muda pada bgaian atas serta hijau muda pada bagian
bawahnya. Warna tangkai daun bagian ataas merah kehijauan dan bagian
bawahnya hijau muda. Warna batang muda hijau dan batang tua abu-abu.
Tinggi tanaman antara 1,5 – 2 meter dengan umur tanaman mencapai 10 bulan.
Umbinya berwarna putih dengan kulit luar coklat
dan ros bagian dalamnya. Umbinya mempunyai kualitas rebus yang bagus
namun agak pahit. Umbinya mempunyai kandungan tepung mencapai 18-22 % dan
proteinya 0,8 – 22% dengan kadar HCN sekitar 68 mg per kilogram. Umbinya
cocok untuk bahan baku tepung tapioka.
Adira 4 tahan terhadap serangan Pseudomonas
solanacearum, dan Xanthomonas manihots, dan agak tahan
terhadap hama tungau merah (Tetranichus bimaculatus).
Adira 4 ini mempunyai potensi hasil yang tinggi
mencapai 35 ton per hektar umbi basah.
Malang 1.
Malang 1 mempunyai daun berwarna hijau keunguan
dengan bentuk daun menjari agak gemuk. Dengan tangkai daun bagian atas
hijau kekuningan dengan becak ungu merah pada bagian pangkal bawah. Warna
batang muda hijau muda dan hijau keabu-abuan pada bagian bawahnya. Tinggi
tanaman mencapai 1,5 – 3,0 meter dengan umur tanaman mencapai 9-10 bulan.
Umbinya berwarna putih kekuningan dengan kualitas
rebus yang enak dan rasa manis. Kandungan tepungnya mencapai 32-36% dan
proteinya mencapai 0,5 % umbi segar. Kadar sianida (HCN) kurang dari 40
mg per kilogram dengan metode asam pikrat. Umbinya cocok sebagai bahan
baku tepung tapioka.
Malang 1 ini toleran terhadap serangan tungau
merah Tetranichus sp dan becak daun Cercospora sp serta daya
adaptasinya cukup luas.
Potensi hasilnya cukup tinggi antara 24,3 sampai
48,7 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 36,5 ton per hektar.
Malang 2.
Malang 2 mempunyai bentuk daun menjari dengan
cuping yang sempit. Warna pucuk daunya hijau muda kekuningan dengan
tangkai daun atas hijau muda kekuningan dan bagian bawahnya hijau. Warna
batang muda hijau muda dan batang tua coklat kemerahan. Tinggi tanamn
mencapai 1,5 – 3,0 meter dengan unmur mencapai 8 – 10 bulan.
Warna umbinya kuning muda dengan warna kulit luar
coklat kemerahan dan putih kecoklatan bagian dalamnya. rasa umbinya enak
dengan kandungan tepungnya mencapai 32 – 36%, protein 0,5% umbui segar dan
sianida (HCN) kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam pikrat.
Malang 2 toleran terhadap penyakit becak daun Cercospora
sp dan hawar daun (Cassava bacterial blight) namun agak peka
terhadap tungau merah Tetranichus sp.
Potensi hasilnya tinggi mencapai 20 – 42 ton per
hektar dengan rata-rata hasil mencapai 31, 5 ton per hektar umbi basah.
Malang 4.
Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk.
Warna daun muda ungu dan berubah menjadi hijau saat tua dengan tangkai daun
berawarna hijau. Warna batang keunguan. Malang 4 termasuk varietas
singkong yang tidak bercabang. Tinggi tanaman kurang dari 2 meter dan umur
tanaman mencapai 9 bulan.
Umbinya berwarna putih dengan kulit luar coklat
dan kulit bagian dalam kuning. Ukuran umbinya besar dan kualitas rebusnya
baik namun rasanya agak pahit. Kandungan tepung 25 – 32 % dan sianida
(HCN) kurang dari 100 ppm dengan metode asam pikrat.
Malang 4 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus
sp. Selain itu Malang 4 juga adaptif pada lahan-lahan dengan
kandungan hara sub optimal. Potensi hasilnya tinggi mencapai 39.7 ton per
hektar umbi basah.
Malang 6.
Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk. Warna
daun muda ungu dan yang tua berwarna hijau dengan tangkai daun hijau
muda. batang berwarna abu-abu. Tinggi tanamn kurang dari 2 meter
dengan umur tanaman mencapai 9 bulan.
Umbinya berwarna putih dengan kulit luar berwarna
putih dan berwarna kuning pada bagian dalamnya. Ukuran umbi termasuk
sedang dengan kualitas rebusnya baik, namun rasanya pahit. kandungan
tepung 25 – 32 % dan sianida (HCN) kurang dari 100 ppm dengan metode asam
pikrat.
Malang 6 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus
sp. Potensi hasilnya tinggi dengan rata-rata hasilnya mencapai 36,41
ton per hektar umbi basah. Selain itu Malang 6 adaptif terhadap hara sub
optimal.
Darul Hidayah.
Bentuk daunya menjari agak ramping dengan warna
pucuk daun hijau agak kekuningan dan tangkai daun tua berwarna
merah. Warna batang muda hijau dan yang tua berwarna
putih. Kulit batangnya mudah mengelupas. Bercabang
sangat ekstensif hingga mencapai 4 cabang. Tinggi tanamn mencapai 3,65
meter dengan umur tanaman mencapai 8 -12 bulan.
Umbinya memanjang berwarna putih dengan tekstur
padat, kualitas rebus baik dengan rasa umbinya kenyal seperti ketan.
kandungan tepung 25 – 31,5 %, kandungan air 55 – 65%, kandungan serat 0,96% dan
dan kandungan sianida (HCN) cukup rendah kurang dari 40 mg per
kilogram dengan metode asam pikrat. Umbinya cocok untuk bahan baku kripik
singkong.
Potensi hasilnya sangat tinggi mencapai 102,10
ton per hektar umbi basah namun varietas ini agak peka terhadap tunga
merah Tetranichus sp dan penyakit bususk jamur Fusarium sp.
Sumber: Biro Umum dan Humas Deptan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar